Kesibukan mengasuh anak sambil menempuh studi bukan alasan untuk meraih prestasi. Semua itu bisa dilakukan jika memiliki niat dan kesungguhan. Seperti yang dilakukan Salma Fauziyyah wisudawan terbaik di Universitas Jember ini.
Usai prosesi wisuda di Gedung Soetardjo Universitas Jember Sabtu (4/11) pekan kemarin, Salma Fauziyah tampak bersama anak dan kedua orang tuanya. Mereka tak seperti wisudawan lain yang asyik menghabiskan waktu untuk berfoto-foto. “Kami jarang foto-foto, nggak biasa,” katanya.
Perempuan yang akrab disapa Salma itu merupakan mahasiswi pascasarjana Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember. Jerih payahnya menempuh studi membawa hasil manis. Dia menjadi wisudawan terbaik dari 900 peserta wisuda periode III tahun akademik 2017/2018.
Tak ada tips khusus yang dimiliki perempuan kelahiran Jember 21 Juni 1992 tersebut. Namun, dia tak pernah bolos kuliah meskipun seringkali membawa anaknya yang masih kecil ke kelas. Sebab ketika rewel, sang anak tak bisa ditinggalkan. “Cukup rajin kuliah saja,” tambahnya.
Kemudian, lanjut putri dari Ade Prasetyo tersebut, selalu menjaga komunikasi yang baik dengan dosen. Ketika materi kuliah di dalam kelas berlangsung, bisa mudah dipahami. “Komunikasi tak hanya di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas, misal konsultasi,” jelasnya. Ketika diskusi dan presentasi harus aktif.
Selain memperdalam keilmuan di kampus, Salma juga cukup rajin mengikuti berbagai seminar nasional maupun internasional. Sehingga menambah wawasan, terutama di bidang manajemen yang sedang ditekuninya. “Di S2 juga dituntut untuk menulis di jurnal nasional atau internasional,” aku perempuan berkerudung tersebut.
Dirinya pun berupaya untuk membuat karya tulis agar dimasukkan di jurnal internasional. Ternyata berhasil. Selanjutnya, Salma membuat tesis dengan Judul Negara Asal Sebagai Determinan Niat Pembelian Dengan Moderasi Etnosentrisme Serta Mediasi Persepsi Kualitas Dan Citra Merek Sepatu Oleh Konsumen Di Kota Bandung.
Dalam penelitian tersebut, Salma menemukan banyak hal. Seperti barang dengan merek internasional yang lebih diminati para pembeli. Mereka menilai barang tersebut lebih berkualitas di banding dalam negeri sendiri. “Yang saya teliti sepatu sport kepada warga mulai dari umur 17 tahun hingga 50 tahun,” paparnya.
Alumnus SMAN 2 Pare, Kediri itu tak membutuhkan waktu lama membuat tesis. Hanya sekitar enam bulan. “Itu dicapai karena bimbingan yang dilakukan secara kontinu pada dosen, tidak kenal menyerah,” jelasnya.
Tak heran masa kuliah di Pascasarjana bisa ditempuh selama satu tahun sebelas bulan. Jenjang waktu tersebut cukup cepat hingga meraih cumlaude. “Harus sering ke kampus, cari informasi, tanya ke dosen, sehingga tercipta komunikasi,” ujarnya.
Salma melanjutkan studi termotivasi untuk mengamalkan ilmu yang telah dimilikinya. Yakni dengan menjadi dosen. Diakuinya, menyelesaikan studi S2 tersebut penuh perjuangan. Sebab, sudah memiliki anak yang sudah berumur enam tahun. “Ketika menggarap tesis agar tidak rewel, anak harus ikut belajar,” terangnya.
Meskipun selesai melanjutkan studi di Pascasarjana, Salma tak puas sampai di sana. Cita-citanya untuk melanjutkan kuliah di program doktoral. “Inginnya lanjut S3 di luar kota,” tuturnya.
Sementara itu, Ade Prasetyo, ayah dari Salma menambahkan, putri nomor dua dari tiga bersaudara tersebut memiliki motivasi yang tinggi. Sehingga berjuang agar bisa lulus dari pascasarjana Universitas Jember. “Pendidikan bagi kami sangat penting,” tambahnya.
Ketiga anaknya berhasil masuk perguruan tinggi melalui jalur PMDK. Yang pertama di IPB, kedua di Unej dan ketiga Unpad. Kendati demikian, mencari ilmu tidak hanya di lembaga formal saja, tetapi di mana pun bisa belajar. “Kami tidak memaksa anak harus kuliah di mana, sesuai kemampuan mereka,” tuturnya.
Dalam kesempatan wisuda tersebut, Rektor Universitas Jember Moh. Hasan berpesan kepada wisudawan agar tetap belajar walaupun sudah meraih gelar sarjana. Salah satu caranya dengan menerapkan prinsip 4C, yakni critical thinking, communication, collaboration dan creativity. “Alumni Unej saya harapkan menjadi sosok yang selalu berpikir kritis, memiliki kemampuan berkomunikasi baik, sanggup berkolaborasi dan terus mengasah kreativitas, sehingga mampu bersaing. Dan jangan lupa di mana pun Anda berada, jaga nama baik almamater,” jelasnya.
Dia memberikan penghargaan kepada para perwakilan wisudawan yang lulus dengan pujian. IPK tertinggi strata satu (S1) diraih oleh Peni Puji Lestari SSej, dari Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya dengan IPK 3,92. Kategori strata dua (S2), diraih Salma Fauziyyah, SE, MM dengan IPK 3,96 dari Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Sementara kategori Diploma, Dicky Darmawan, AMd dari Program Diploma Teknik Sipil Fakultas Teknik dengan IPK 3,87. Sedangkan Dr Nungky V. Feranita ST MM dari Program Doktor Ilmu Administrasi FISIP menjadi yang terbaik untuk strata tiga (S3).
Sumber: Jawa Pos - Radar Jember, 08 November 2017
https://www.jawapos.com/radarjember/read/2017/11/08/25179/kuliah-sambil-bawa-anak-tak-jadi-halangan